Tentang Kami

SMP Budi Mulia Jakarta

Sejarah   Kompleks Sekolah Budi Mulia Mangga Besar

Sejarah Kompleks Sekolah Budi Mulia Mangga Besar Kompleks Sekolah TK, SD, SMP dan SMA Budi Mulia Mangga Besar sudah berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia. Kompleks Sekolah Budi Mulia diresmikan pada 27 Juni 1933, dulu namanya adalah Hollands Chinese School. Letaknya yang bersebelahan dengan RS Husada ternyata juga bukanlah suatu kebetulan, melainkan suatu hal yang disengaja. RS. Husada yang dulu bernama “Jang Seng Ie”, adalah rumah sakit bagi kalangan Cina dan terletak di daerah pecinaan. Jadi untuk menambah pelayanan bagi golongan Cina di Batavia, Sekolah Budi Mulia didirikan tepat disebelah RS. Jang Seng Ie, agar para warga Cina mudah mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Untuk lebih jelasnya ini adalah sejarah kompleks Sekolah Budi Mulia Mangga Besar:

Pada bulan Juli tahun 1932 terjadilah keputusan bulat, kongregasi St. Perawan Maria Dari Lourdes (Sekarang disebut Kongregasi Budi Mulia) membulatkan tekad untuk mulai karya pendidikan dikalangan orang Cina. Keputusan itu didukung oleh Uskup dan oleh konferensi Wali Gereja Indonesia di Jakarta. Dukungan sepenuhnya dari Pastor Stenrnberk mengarahkan ke wilayah yang disebut Prinsenlaan yang terletak di rumah sakit Cina “Jang Seng Ie” (Sekarang di sebut Mangga Besar), di tempat inilah dibangun gedung sekolah yang disebut Hollands Chinese School yang diberkati dan diresmikan 27 Juni 1933. Sebagai kepala sekolah Br.Hermenigild dan dibantu oleh Br.Ulpinus dan Br.Felix.

Sekolah ini dimulai dengan kelas persiapan, kelas satu, dan kelas dua. Pada 26 Februari 1934 sekolah ini diakui oleh Departemen Pengajaran dan Kebudayaan. Oleh karena ada maksud untuk mendirikan Gereja di Mangga Besar, maka mulailah dengan ibadat-ibadat. Tiap hari sabtu kelas diatur seperti gereja; dipasang sebuah altar dan tempat pengakuan. Semuanya itu dikerjakan dengan penuh perhatian oleh anak-anak. Pastor yang ditugaskan pada waktu itu bernama Pastor Cappers mantan misionaris dari kepulauan Kei. Sesudah masa kemerdekaan, pada 20 September 1945 tibalah Br.Constantianus untuk melihat Jakarta. Ia menyaksikan Rumah bruderan Gunung Sahari 91 sudah ditinggalkan oleh pasukan Jepang. Dengan dibantu rekan-rekannya, diperbaiki rumah di Gunung Sahari ini sehingga layak untuk dihuni.

"Mari kita cincang saja Pastor Belanda itu juga" inilah ungkapan segerombolan orang Indonesia yang tidak menyukai karya misi di Indonesia. Yang dimaksud Pastor Belanda pada waktu itu adalah Bruder Constantinus yang mengelola sekolah di Gunung Sahari, dan senatiasa memberi suport karya di Mangga Besar. Ia tinggal serumah dengan Bruder Justinianus yang menjadi pimpinan sekolah di Mangga Besar (SD) Bruder Sigismund menjadi kepala SMP. Kebanyakan siswa yang sekolah di Mangga Besar keturunan Cina (1951). Bom keresahan timbul pada 30 September 1965, yang terkenal sebagai G.30S. Karya misi Budi Mulia di Mangga Besar, walaupun dengan penuh kecemasan tetap bisa bertahan.

Pada tahun 1965 itu Bruder Sigismund selaku kepala SMP mempunyai ide untuk mendirikan SMA. Sebidang tanah di depan gedung SD dianggapnya cukup untuk membangun gedung SMA. Pada tahun 1965 gedung SMA dibangun, pada tahun 1966 gedung ini sudah dapat dipakai untuk kegiatan sekolah SMA (tempat gedung tersebut sekarang sebagai tempat parkir) dan Br.Sigismund inilah yang menjadi direkturnya. Sekitar tahun 1988 dibangunlah Silahkan Deskripsikan Perusahaan Anda 6/6/2018 Pengisian Konten Profil Bisnis gedung yang lebih layak. Pada Senin, 14 Agustus 1989 gedung SMA diresmikan oleh Mgr. Dr. Leo Soekoto SJ. Pada Peringatan 200 tahun Gereja di Jakarta karya Pendidikan Budi Mulia Masih berkibar. Jenjang sekolah yang ada yaitu: TK, SD, SMP, SMA, OTC. Penuh harapan semoga karya pendidikan ini mampu menumbuhkembangkan semangat iman, dan membangkitkan kesaksian demi terwujudnya kerajaan Allah dalam kancah kehidupan yang penuh dengan tantangan ini.