Ibadah Jalan Salib Rutin Selama Masa Prapaskah

Ibadah Jalan Salib Rutin Selama Masa Prapaskah

Ibadah Jalan Salib Rutin Selama Masa Prapaskah

Jalan Salib (Bahasa Latin: Via Crucis, dikenal juga sebagai Via Dolorosa atau Jalan Penderitaan) merujuk pada penggambaran masa-masa terakhir (atau Penderitaan) Yesus dan devosi yang memperingati Penderitaan tersebut. Tradisi sebagai devosi yang diadakan di gereja dimulai oleh Santo Fransiskus Assisi dan menyebar ke seluruh Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan. Hal ini kurang diperingati oleh gereja-gereja Anglikan dan Lutheran. Devosi ini bisa dilakukan kapan saja, tapi paling umum dilakukan pada masa Pra-Paskah, terutama pada Hari Jumat Agung dan pada Jumat malam selama masa Pra-Paskah.

Ibadat Jalan Salib pada awal mulanya merupakan tradisi rohani yang hanya di Yerusalem dan daerah sekitarnya. Baru pada abad ke-12 mulai masuk ke dunia barat, dengan dibawa oleh Ksatria Perang Salib. Mereka menjelajah dan mengenal kota-kota suci yang telah dikuduskan oleh penderitaan dan kematian Yesus, lalu membawa tradisi ini kembali ke tanah air mereka. Hampir semua Gereja didunia Barat, teristimewa pada masa Prapaskah, penderitaan dan wafat Yesus Kristus diperingati secara khusus. Orang kristen mengenang dan merenungkan kembali waktu itu dimana terpentas peritiwa sejarah yang paling berarti, yang membawa pembebasan kepada umat manusia sekaligus memberi suatu arah baru kepada kehidupan.
 
Sejarah Jalan Salib di mulai pada abad ke 14, di perkenalkan oleh para biarawan dari Ordo Fransiskan (OFM), lebih-lebih sejak St. Fransiskus Asisi mengalami stigmata. Pada awalnya Jalan Salib tidak ada perhentian-perhentian seperti sekarang. Rute yang ditempuh dalam rangka Jalan Salib berubah dari waktu ke waktu. Malahan, masing-masing kelompok umat menawarkan sejumlah perhentian berbeda dan menetapkannya pada lokasi yang berbeda pula. Sampai pada abad ke 18, Paus Klemens XII menetapkan jumlah dan lokasi perhentian Jalan Salib secara definitif sampai sekarang
 
Para Paus mendorong perkembangan ibadat jalan salib ini dengan memberikan indulgensi. Dalam waktu singkat, ibadat ini berkembang pesat ke seluruh pelosok dunia dan dapat dikatakan bahwa devosi dan ibadat ini menjadi kebiasaan umat beriman dan sangat digemari di seluruh dunia. Untuk memperoleh indulgensi, orang harus menjalani jalan salib dari stasi ke stasi dan bagi suatu ibadat bersama akan diberikan indulgensi istimewa. Bagi para pasien dan orang sakit berat, cukup kalau mereka dalam sikap penuh hormat diberkati oleh seorang imam yang mendapatkan mandat dengan menggunakan sebuah Salib yang diberkati (Salib jalan salib). Indulgensi dapat diperoleh bagi diri sendiri atau diberikan/dilanjutkan kepada orang lain.

Sumber bacaan : https://parokiraturosari.id/sejarah-jalan-salib/
 

Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar